Laman

Kamis, 22 Januari 2009

Optimis Raih Pasar 20 Persen



Optimis Raih Pasar 20 Persen


Jakarta - Dimana Toyota datang, disitu pasar akan menyambut dengan antusias. Begitulah keoptimisan PT Toyota Astra Motor (TAM) ketika meluncurkan Toyota Hilux double cabin Tipe E.

Mobil yang memiliki ketangguhan segala medan ini sangat tepat sebagai penakluk di lokasi-lokasi penambangan. Dengan segala kelebihannya Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan optimis dapat merebut pasar 20%.

“Pasar double cabin di Indonesia masih terbuka lebar. Untuk itu kami menambah varian baru Toyota Hilux yang telah terbukti ketangguhannya di penjuru dunia. Kami optimis dapat meraih pasar sebesar 20%,” katanya.

Toyota Hilux double cabin tersedia dalam tujuh pilihan warna, yang terdiri dari white, silver metallic, beige metallic, dark green metallic, black mica, med gray metallic, dan blue metallic. Harga yang ditawarkan adalah Rp 281,5 juta on the road Jakarta.

Double cabin yang memiliki julukan The Incredible Hilux memakai mesin diesel 1KD-FTV dengan kapasitas 3.000 cc, 4 silinder DOHC 16 valve. Telah memakai teknologi Common Rail Direct Injection dengan tambahan Variable Nozzle turbo intercooler. Mesinnya pun lebih ramah lingkungan karena lolos persyaratan Euro 2. (*)

Bisa Buat Berangkat Kerja Sambil Tidak Lupa Bergaya

Kehadiran Toyota Hilux Double Cabin Meramaikan Pasar Pikap Kabin Ganda


Release Date : Jumat, 09 Januari 2009
Media : Kontan Mingguan, at page 7, size 1800 mmk
Author/Journalist : Markus Sumartomdjon, Nadia Citra Surya
Source : Joko Trisayoto, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor, Dojana Jody, General Manager Pemasaran dan Penjualan PT Toyota Astra Motor, Rizwan Alamsyah, Direktur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Bambang Trisulo, Ketua Gabungan Perusahaan Industri Kendaraan Bermotor hidonesia (Gaikindo), Teddy Irawan, Direktur Pemasaran PT Nissan Motor Indonesia

Akhir Januari ini, PT Toyota Astra Motor akan meluncurkan Hilux Double Cabin (D Cab). Mobil kabin ganda Toyota pertama ini bakal bersaing dengan Mitsubishi Strada, Nissan Frontier, dan produk double cabin lainnya.

Maraknya sektor perkebunan dan pertambangan sepanjang tahun 2008 rupanya menjadi lahan subur bagi jenis kendaraan yang tangguh. Nah, mobil double cabin termasuk salah satu yang bergerak lincah di dua sektor komoditas itu. Maklum, ia dilengkapi penggerak roda depan dan roda belakang.

PT Toyota Astra Motor (TAM) pun dengan serius membidik segmen pasar ini. Kalau tidak ada halangan, paling cepat akhir Januari 2009 ini, Toyota Astra akan melempar produk andalannya untuk jenis kendaraan berkabin ganda tersebut. Yakni, Toyota Hilux D Cab (double cabin). "Kami secara resmi akan memasarkan produk D Cab ini," kata Joko Trisayoto, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor.

Bagi Toyota, Hilux Double Cabin diyakini cocok untuk medan perkebunan serta pertambangan. Dengan demikian, sesuai rencana, mulai akhir bulan ini setiap dealer Toyota akan memajang pula produk pikap berkabin ganda ini, di samping memajang beragam produk Toyota lainnya.

Mobil produksi pabrik Toyota di Thailand yang langsung didatangkan dari Negeri Gajah Putih ini nantinya menyandang mesin berkapasitas 2.494 cc 4 silinder. Ia sudah dilengkapi dengan teknologi common rail, sistem injeksi pada mesin diesel. Seperti laiknya mobil kabin ganda lain, Hilux Double Cab pun mengandalkan sistem penggerak empat roda (4WD). Dengan fltur begitu, Toyota akan menjual Hilux D Cab pada harga Rp 281,5 juta.

Pasar korporat masih ada

Sebetulnya TAM sudah memasarkan Hilux kabin ganda sejak dua tahun silam, berbarengan dengan beredarnya Hilux kabin tunggal. Tapi, pihak TAM lebih mengedepankan promosi pikap berkabin tunggal. Selain harganya lebih murah, mobil tipe ini jadi pikap Toyota satu-satunya setelah produk Kijang Innova tidak lagi punya model berbak terbuka.

Kalau tiba-tiba sekarang Toyota Astra mempromosikan produk Hilux berkabin ganda, alasannya adalah banyaknya permintaan yang datang, terutama dari perusahaan pertambangan dan perkebunan. Maka, Toyota pun yakin untuk memasukkan mobil pikap kabin ganda ini.

Memang, banyak kalangan menilai profll pikap ini cocok untuk menyusuri medan perkebunan yang naik turun, atau lahan pertambangan yang terjal dan berbatu. Sudah begitu, adanya kabin tambahan memungkinkan mobil ini membawa setidaknya empat hingga limapenumpang sekaligus. "Biasanya di dalam double cabin itu selain membawa manajer juga kerap mengajak para pekerjanya," kata Dojana Jody, General Manager Pemasaran dan Penjualan PT Toyota Astra Motor.

Hasilnya, buat TAM ternyata seperti mendapat durian runtuh. Menurut Jody, pihaknya pernah mendapat pesanan hingga mencapai 300 unit Hilux Double Cabin di tahun 2006 silam. Saat itu, TAM memang belum memasarkan Hilux berkabin ganda laiknya produk Toyota lainnya. Artinya, perusahaan itu mesti memesan terlebih dahulu produk Toyota ini.

Di samping itu, sepanjang tahun 2007 TAM mengamati beberapa pabrikan otomotif kerap mengeluarkan varian terbaru mobil yang terbilang lebih gahar ketimbang tunggangan sport utility vehicle (SUV) ini. Sebut saja Nissan Frontier Navara atau varian terbaru dari Mitsubishi Strada.

Walau banyak orang bilang tahun 2009 masih tahun krisis, toh pihak TAM yakin kalau laju bisnis di sektor pertambangan serta perkebunan yang ada di luar Jawa masih tetap berputar. Cuma, Jody belum berani memasang target penjualan. "Kami berharap bisa lebih dari 300 unit setahun," kata Jody. Hingga kini, TAM sudah mendatangkan sebanyak 100 unit

Hilux berkabin ganda.

Masuknya Toyota Hilux D Cab ini tentunya membuat pasar jenis mobil ini lebih ketat. Apalagi, menurut Rizwan Alamsyah, Direktur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, agen tunggal mobil bermerek Mitsubishi, sesudah meluncurkan tipe Strada, ia merasakan permintaan mobil jenis kabin ganda ini menurun sejak krisis. "Dampaknya, terjadi penurunan penjualan Strada, sekitar 20%-30%." katanya.

Target pasti turun

Jika pada awal-awal tahun Krama Yudha bisa duduk manis menyaksikan angka penjualan yang rata-rata mencapai 700 unit per bulan, bahkan sempat mencapai angka 900 unit per bulan menjelang Lebaran silam, kini agak sedikit kempis. Setelah Lebaran bulan Oktober 2008, angka penjualan pikap andalan Mitsubishi ini cuma sanggup menyentuh angka rata-rata 500 unit saban bulan hingga tutup tahun 2008.

Menurut Rizwan, penurunan ini terjadi lantaran memudarnya kinerja segmen pasar yang menjadi target Strada. Ya, siapa lagi kalau bukan perusahaan pertambangan dan perkebunan yang memang menjadi salah satu segmen pasar mobil tipe ini. "Otomatis hal ini pun juga berpengaruh terhadap angka penjualan kami," ucapnya.

Beruntung, Mitsubishi Strada yang pertama kali diluncurkan sejak tahun 2003 ini punya beragam varian. Tercatat ada lima varian Strada, mulai dari yang berharga Rp 180 juta hingga yang termahal, yakni seri Triton Exceed transmisi otomatis yang dibanderol Rp 276 juta. Seri Exceed transmisi otomatis ini merupakan seri paling gres dari Strada.

Nah, seri terakhir ini, menurut Rizwan, sengaja ditawarkan bagi para individu yang gemar berpetualang dengan pikap kabin ganda. Makanya, tampilan Strada Exceed, terutama bagian interiornya, dibikin senyaman mobil SUV atau bahkan sedan. Hadirnya varian ini cukup menolong penjualan Strada secara keseluruhan.

Menurut Bambang Trisulo, Ketua Gabungan Perusahaan Industri Kendaraan Bermotor hidonesia (Gaikindo), segmen pasar pikap kabin ganda ini memang tergolong unik. Di satu sisi, pemerintah menggolongkan mobil ini sebagai mobil niaga, sehingga setiap pembeli pikap ini hams punya izin uji kelayakan kendaraan (KIR). Namun, di sisi lain, pemerintah pun mengharuskan pembeli mobil membayar Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). "Jadi, kalaupun terjadi penurunan pasar, tidak sebesar pasar kendaraan yang lain," papar Bambang.

Tak usah heran kalau Rizwan masih tetap optimistis jika barang dagangannya masih bisa laris di tahun 2009 ini. "Target kami bisa menjual Strada sebanyak 500 unit per bulan," ujar dia.

Kalau Toyota dan Krama Yudha masih ingin mengandalkan pasar korporat, tidak demikian halnya dengan PT Nissan Motor Indonesia Lewat produk Frontier Navara yang diluncurkan sejak setahun lalu, Nissan Motor justru ingin langsung menyasar para penyuka tunggangan macho ini. "Target pasar kami memang orang yang punya hobi akan mobil ini," ujar Teddy Irawan, Direktur Pemasaran PT Nissan Motor Indonesia.

Nissan berusaha melengkapi tampilan Navara agar terlihat elegan laiknya mobil mewah yang nyaman. Harga juainya pun tergolong wah, sekitar Rp 315 juta.

Terbukti, Nissan mengaku telah berhasil menjual lebih dari 500 unit. Tapi untuk tahun 2009 ini Teddy cuma berani memberi target penjualan 300 unit saja. Lagi-lagi krisis jadi biangkerok.

(Sumber: Toyota Astra Motor)

Toyota Hilux Double Cabin 4x4: Impresi Perdana Si Penakluk Alam


Release Date : Rabu, 21 Januari 2009
Media : Otomotif, at page 2, size 1000 mmk
Author/Journalist : Julian

Impian saya uji impresi dengan Hilux double cabin ini akhirnya kesampaian juga. Maklum saja, tampilan mobil ini terbilang gagah untuk dikagumi. Setidaknya penampilan bodi tidak kaku sehingga jauh dari anggapan alat transportasi pengangkut sayur. Apalagi ukuran ban dengan profil besar serta model pelek dengan enam palang menjadikan kendaraan ini layak diajak gaul. Seperti parkir di area kafe hingga dibawa ke puncak gunung. Bukan berarti diajak ke bukit batu bara atau perkebunan tidak bisa loh.

Melirik interior terbilang sederhana. Ada tuas transmisi manual 5 kecepatan dengan sistem penggerak empat roda. Menjadikan saya yakin, kendaraan ini mampu diajak bertempur di segala medan termasuk berlumpur sekalipun. Selain itu pandangan juga mudah terbaca. Apalagi sudah dilengkapi retractable rear view mirror yang memudahkan pengaturan pandangan buritan dari dalam kabin.

Urusan kenyamanan kabin juga terpenuhi dengan adanya manual single air conditioner dengan head unit double din yang dilengkapi dengan empat speaker. Beralih pada spidometer terdapat tiga bulatan yang mudah terbaca dari jok kemudi. Sayangnya, pada saat uji impresi itu dalam kondisi terang, sehingga aroma keindahan cahaya yang terpancar dari peranti itu tidak bisa saya nikmati.

Kenyamanan lain juga bisa dinikmati dalam kabin Hilux double cabin. Semisal tilt & power steering serta upper & lower glove box. Selain itu peranti yang sudah menjadi standar kendaraan yaitu power windows dan power door lock.

Namun, kenyamanan itu sedikit terganggu saat saya coba pindahkan tuas transmisi manual gigi satu kedua, terbilang cukup berat. He..he.., setidaknya, cukup berat daripada tuas transmisi kendaraan sedan yang biasa saya pakai. Untungnya, getaran dan kebisingan kendaraan berkapasitas mesin 2.982 cc dengan konfigurasi 4 silinder segaris, 16 katup, DOHC ini terbilang minim untuk ukuran diesel. Bisa dimaklumi karena 'si penakluk alam' ini sudah mengadopsi Direct 4 Stroke Diesel Turbo Commonrail (D4D) yang diklaim mumpuni menghasilkan performa maksimal dengan getaran dan suara yang halus dan efisiensi bahan bakar serta ramah lingkungan.

Sementara itu PT Toyota Astra Motor (TAM), ATPM Toyota di tanah air, sudah meluncurkan secara resmi kendaraan itu hari ini (21/1) di Zerah Golf Senayan, Jaksel. Untuk urusan banderol, mengikuti harga per Januari adalah Rp 281,5 juta (On the road). Apakah harga tersebut.bakal naik lagi pada bulan depan. Kita lihat saja.

Yuk camping...

(Sumber: Toyota Astra Motor)
Komparasi Toyota Fortuner G M/T vs Chevrolet Captiva Sport D A/T vs Ford Everest XLT 2.5L TDCi
Ekspedisi Merapi


Release Date : Rabu, 21 Januari 2009
Media : Otomotif, at page 8-11, size 5000 mmk
Author/Journalist : Tim OTOMOTIF

Kisah mbah Marijan terpisahkan dari gunung Merapi. Namun banyak kisah heroik kuncen abdi dalem Yogyakarto hadiningrat lain yang tak kalah seru. Kemurkaan Merapi dihadapi kepasrahan mendalam. "Semua berpulang kepada Gusti Allah," terang Sadjiman, yang dalam 'KTP' keraton dianugerahi nama alias Suraksohaldoko.

Keseharian Sadjiman yang berumur 47 tahun terdengar sepele. Seperti merapikan batu-batu penghalang jalan setapak menuju puncak Merapi. Namun kemampuan jelajahnya, bisa 2-4 jam berjalan kaki dari puncak tertinggi yang bisa dicapai Fortuner, Captiva dan Everest. Kebaikan hatinya bukan cuma menuntun pencinta alam menikmati gunung yang sejak 1548 sudah meletus 68 kali itu, tapi juga membantu ekspedisi trio SUV diesel. Sadjiman membantu melaporkan komparasi tiga SUV diesel dari ketinggian 2.980 m di atas permukaan laut.

Akomodasi

Sama-sama sanggup menampung 7 orang penumpang, hanya sedikit perbedaan antara ketiga kompetitor. Untuk ruang kaki tampaknya Fortuner paling lega. Posisi duduk nyaman dan kaki tidak tertekuk. Everest walau kapasitas bagasi paling luas, tapi ruang kaki tidak selega Fortuner. Sedang Captiva yang memang memiliki ruang kabin terkecil harus rela berada di urutan terakhir.

Beda saat ingin mengangkut barang. Ruang bagasi Everest menjadi paling besar. Apalagi dibantu pelipatan jok yang simpel, cukup lipat sandaran jok ke depan, apabila masih kurang jok masih bisa dilipat mendekati bangku baris kedua. Akan terlihat bagasi simpel dengan dayaangkutmaksimal.

Sama hal dengan Captiva, membesarkan ruang bagasi cukup hanya dengan melipat sandaran jok, maka tercipta lantai bagasi yang rata. Untuk meletakan barang Captiva memiliki keunggulan sendiri. Kaca belakang bisa dibuka terpisali dengan pintu. Sangat praktis untuk menaruh barang-barang yang tidak terlalu besar.

Fortuner yang banyak makan tempat hanya untuk meletakan jok. Setelah melipat sandaran jok, harus melipat jok kesamping menutupi jendela belakang. Alhasil, ruang bagasi banyak tersita hanya untuk meletakan bangku.

Kesimpulannya, Everest menjadi pemenang untuk daya angkut. Kelegaan ruang dibantu kemudahan sistem pelipatan jok menjadi poin lebih. Sedang Captiva yang memiliki tingkat kepraktisan tinggi, namun dimensi bagasi yang tidak terlalu besar menjadikan nilainya sejajar dengan Fortuner. Sayangnya untuk Fortuner walau memiliki ruang bagasi yang cukup besar namun tersita saat melipat jok baris ketiganya.

Performa

Soal performa, Captiva ( 2.000 cc) menghasilkan performa terbaik, daya maksimum 150 dk/4.000 rpm dan torsi puncak 320 Nm/2.000 rpm.Tampak paduan mesin dan transmjsi otomatik tiptronik memberikan akselerasi baik layaknya manual, yang menjadi satu-satunya pilihan untuk Fortuner diesel ini. Sementara Everest, belum melengkapi diri dengan fasilitas pada transmisi otomatik seperti Captiva.

Sedangkan antara Everest dan Fortuner (2.500. cc), daya dan torsi puncak Everest yang juga menggunakan variable geometry turbo seperti Captiva (142 dk/3.500 rpm dan 330 Nm/1.800 rpm), jauh lebih besar dari Fortuner, akselerasinya lebih baik, padahal transmisi otomatiknya memiliki respons sedikit lebih lambat dibanding transmisi manual Fortuner. Daya maksimum Toyota Fortuner memang paling rendah (102 dk/3,200 rpm), namum torsi puncak merata (200 Nm/1.400-3.400 rpm). Sehingga pas di segala medan, baik di tol Cipularang, maupun rute naik-turun di sekitar Nagrek, Jabar. Namun kala memanjat kaki gunung Merapi, perlu sedikit ngotot mempertahankan putaran mesin agar Fortuner mampu mengejar laju rival-rivalnya.

Konsumsi BBM

Siapapun akan memberikan perhatian lebih soal konsumsi bahan bakar. Baik yang berada dalam ruang sejuk berAC dalam kamar hotel berbintang maupun embusan angin sejuknya di lereng Dieng. Dengan jarak tempuh lebih dari 1.800 km antara Jakarta dan Yogyakarta, hingga ke lereng gunung Merapi, tercatatlah penggunaan bahan bakar solar yang diminum masing-masing SUV ini.

Ada pendapat soal mobil berkapasitas mesin besar otomatis menenggak bahan bakar lebih banyak. Namun jika melihat hasil uji coba ini Chevrolet Captiva agaknya menggeser hal tersebut. Memang SUV clengan kontur membulat ini memiliki performa istimewa, namun soal konsumsi bahan bakar agaknya ia mesti bersaing dengan Toyota Fortuner yang memiliki mesin dengan kapasitas lebih besar.

Tampaknya dapur konsumsi bahan bakar adalah sisi istimewa buat Toyota Fortuner konsumsi solarnya relatif sama dengan Captiva! Sementara Ford Everest memang menunjukkan bahwa mesin bertenaga besar memang lebih haus!

Kenyamanan

Menikmati perjalanan di atas SUV ternyata nikmat juga. Secara garis besar, ketiga peminum Solar ini cukup nyaman buat melintas jalur Jakarta-Yogyakarta melalui jalur selatan. Lewat tol tidak diragukan lagi, meski jangkung mereka tetap stabil dan nyaman tanpa banyak goyangan. Asal jangan terlalu ekstrem bermanuver karena bodyroll bakal sangat terasa.

Melintas jalur Nagrek masih nyaman karena baru diaspal. Namun begitu masuk daerah Majenang, banyak lubang mengadang di jalan. Dengan ban besar dan ground clearance tinggi, jadi pede melibasnya. Ton guncangan tidak terlampau terasa di kabin. Mengutip komentar salah satu kru redaksi, "Jalan kayaknya mulus aja, kok."

Meski demikian, ada perbedaan karakter dari ketiga SUV. Fortuner menawarkan jok yang lebih nyaman ketimbang Everest dan Captiva. Jok Captiva relatif lebih keras. Sedangkan buat pengemudi, kenyamanan nyetir maksimal disediakan Fortuner dan Captiva dengan setelan ketinggian pada kursinya.

Selain jok, kelembutan suspensi Fortuner pun sudah teruji. Meski masih mengandalkan

ladder frame, mobil dengan tenang melibas jalan bergelombang tanpa banyak guncangan. Kondisi jalan buruk pun cukup banyak diredam suspensi Captiva dan Everest. Hanya saja bantingan keduanya relatif lebih keras, terutama suspensi bagian belakang. Hal ini terasa sekali saat melintas polisi tidur. Bagian moncong mobil sudah lewat dengan mulus, namun bagian belakang relatif menyentak.

Iklim kabin punterjamin pada ketiga SUV. Soalnya semua punya AC dengan sistem double blower. Pengemudi pun masih punya kuasa buat mengaktifkan. Toh kalau tidak ada penumpang enggak perlu hidup bukan? Bedanya, Fortuner dan Everest punya kisi-kisi di atas plafon. Sedangkan Captiva hanya punya satu kisi-kisi di sebelah kiri belakang. Kisi-kisi itu juga dilengkapi dengan pengatur kipas blower.

Fitur

Membahas keunggulan fitur di mobil SUV diesel ini benar-benar harus secara detail. Perbedaan fitur standar di mobil membuatnya tergolong sulit untuk memutuskan. Seperti Ford Everest, memiliki banyak cup holder. Baik itu di depan, konsol tengah maupun jok paling belakang sekalipun. Tiap sisinya terdapat lubang untuk menempatkan minuman.Tapi ternyata hal ini tak cukup membuat Everest bisa melenggang puas. Pasalnya Toyota Fortuner juga memiliki banyak cup holder yang masih ditambah dengan folder persis di depan lubang AC sehingga minuman bisa tetap dingin.

Beralih ke kelengkapan lainnya. Seperti lampu sein yang ada di spion, tiap SUV sudah disediakan, namun hanya Everest yang memiliki lampu tersorot ke bawah untuk menyinari sekeliling ketika pintu terbuka, Disini Everest unggul. Masih di spion, Toyota Fortuner unggul karena bisa dilipat secara elektrik, sedang Everest dan Captiva tidak bisa. Sedikit banyak membantu ketika melewati jalan sempit sehingga tangan tak perlu keluar untuk melipat spion.

Fitur sebagai faktor penambah kenyamanan berkendara tergambar di Toyota Fortuner. Dengan display yang cukup imut jika dibanding bodinya, Fortuner memiliki Multi Information Display (MD) yang bisa menampilkan konsumsi solar yang terpakai secara rata-rata dan suhu luar. Ini yang tak dimiliki kedua kompetitomya. Selain itu foglamp sebagai pembantu ketika melewati daerah berkabut ditemui pada Everest dan Fortuner.

Namun untuk urusan in car entertainment Captiva dan Fortuner bisa bersaing. Keduanya sama-sama sudah bisa dijadikan monitor walau di Captiva masih bersifat optional, namun setidaknya unggul dibanding Everest yang hanya bisa cd saja.

Secara keseluruhan, Fortuner menjadi terdepan di soal fitur ini. Karena masih ditambah adanya sensor parkir yang juga ada di Everest. Sayang Fortuner hanya tersedia manual. Sedang rivalnya terdapat otomatis.

Style

Tidak bisa dipungkiri kalau style dari ketiga SUV ini memiliki kekuatan yang sama. Toyota Fortuner dengan bodi besarnya yang sedikit membulat terasa pas dengan bentuk lampu depan yang besar dan sein yang terintergasi di dalam batok. Bagian buritan juga tak membosankan. Dengan lekukannya disamarkan oleh bentuk lampu yang cukup lebar.

Pada SUV diesel yang di test Ford Everest memiliki tampang yang terbilang konservatif. Pasalnya bentuk muka serba kotak seperti mobil bukan pada zamannya. Selain itu masih ditambah pula dengan kap mesin yang benar-benar rata. Hal ini membuat tiap ujung kap mesin bisa terpantau dengan mudahnyasehinggatak perlu ragu ketika membelok. Tak hanya bentuk depan saja yang kotak, samping dan buritan juga sangat kotak.

Sedang untuk Chevrolet Captiva, dimensinya terbilang paling kecil jika dibanding rivalnya. Walau demikian tak lantas membuatnya menjadi kaku. Bentuk depan dan buritan justru paling rounded. Ini justru membuatnya cantik diantara Fortuner dan Everest yang terkesan gagah. Semakin terlihat membulat berkat aplikasi bentuk lampu belakang layaknya telor digoreng 'mata sapi'. Kesan sport dan suka 'berlari' timbul di Captiva berkat hadirnya kedua moncong kanlpotyang bernuansa krom.

Perihal pintu belakang, semuanya memiliki kemudahan ketika memasukkan barang saat ekspedisi Merapi di jalankan. Pintu Everest terbuka dengan lebarnya. Sedang Fortuner dan Captiva pintunya terbuka ke atas. Namun di Captiva, kaca belakang juga bisa terbuka ke atas. Memudahkan menaruh barang. Selain itu, bisa memotret sisi belakang mobil tanpa harus membuka pintu yang kadang kala justru tidak aman.

Lihat aplikasi ini, Everest benar konservatif namun tetap memberi kemudahan bagi siapapun juga.

Value for Money

Menjajaki kota Klaten hingga ke pesisir Parangkusumo, sampai menapaki jalur terjal di lereng gunung Merapi dan mampir sejenak ke dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, rasanya cukup terakomodir dengan ketiga SUV bermesin diesel dengan torsi besar khas mobil peminum solar, belum lagi bodi jangkung yang paling pas untuk menjelajah hingga berbagai pelosok dengan kondisi jalan kurang ramah untuk dijamah mobil dengan ground clearance rendah.

Bicara banderol retail on the road (OTR)-nya, Ford Everest XLT 2.5LTDCI 4x2 memiliki harga paling rendah (Rp 310,7 juta), tetapi ada keistimewaan tersendiri, yaitu sudah meggunakan transmisi otomatik. selain itu keleluasaan interior juga jadi andalan SUV dengan nama puncak gunung tertinggi di dunia itu. Kapasitas angkut barang dan orang pun jadi keistimewaan. Soal daya tahan? Ford sudah lebih dulu melanglang buana dengan mesin dieselnya, lewat 'kembaran' double cabnya, Ranger.

Sementara posisi tengah diduduki Chevrolet Captiva 2.0 Sport D A/T seharga Rp 324,345 juta yang juga matik dengan kelengkapan triptonik. Boleh dibilang ini merupakan pendatang baru SUV diesel di tanah air, tetapi soal tarikan mesin memang diunggulkan oleh SUV berlogo Bow Tie ini.

Sedangkan Toyota Fortuner 2.5 G merupakan satu-satunya peserta komparasi ini yang hanya dijual dalam versi transmisi manual, merupakan varian SUV diesel dengan harga retail paling tinggi. Tetapi didukung dengan brand image cukup baik dan kelengkapan yang memadai.Tentunya ini cukup sebanding dengan konsumsibahan bakarnya yang cukup irit.

Kesimpulan

Fortuner dan Captiva sangat menonjol di komparasi ini. Kaizen Toyota mengisyaratkan platform mesin yang sama seakan inilah Innova diesel versi jangkung. Mesin dan transmisi yang sederhana klop dengan kurva penilaian yang konstan di semua lini.

Hal menonjol dari Fortuner ada pada konsumsi BBM dan kenyamanan yang di atas rata-rata. Selebihnya, hal-hal yang terlihat simpel malah menjadi kekuatan Fortuner.

Hal berbeda dengan Captiva yang terlihat high end. Setidaknya terlihat dari transmisi triptonik yang sangat fun. Begitu juga dengan mesin yang powerful dengan teknologi Variable Geometry Turbo dan harga yang tergolong baik. Pilihan bagus buat Anda yang berani keluar dari pakem yang ada.

Sementara Everest memberikan dinamika dalam komparasi ini. Akomodasinya paling baik dibanding yang lain. Tentunya dengan pengalaman ketangguhan yang sudah disuguhkan sebelumnya.

(Sumber: Toyota Astra Motor)

Selasa, 20 Januari 2009

Toyota Hilux 4X4 Double Cabin Siap Meluncur Besok

Jakarta - PT Toyota Astra Motor kembali meluncurkan kendaraan andalannya dari keluarga IMV (Innovative International Multipurpose Vehicle) yaitu Toyota Hilux 4x4 Double Cabin (D-Cab) tanggal 21 Januari 2009. Kendaraan yang merupakan penambahan dari varian Hilux 4x2 Single Cabin dan mampu mengangkut lima orang penumpang ini sangat kuat dan tangguh di segala medan yang didukung mesin Diesel bertipe 1KD-FTV dengan kapasitas 3.000 cc dan dilengkapi turbo intercooler yang mampu menghasilkan tenaga dan performa yang maksimal. Dengan desain eksterior yang proporsional, dinamis, dan modern serta desain interior yang mewah dan nyaman, hilux siap untuk menjadi pusat perhatian di Indonesia.

Peluncuran Hilux 4x4 Double Cabin merupakan perwujudan dari komitmen Toyota untuk selalu memberikan kebahagiaan dan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang, antara lain dengan selalu memberikan produk terbaik dan layanan berkualitas. Hilux 4x4 Double Cabin menjadi salah satu perwujudan upaya Toyota dalam berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi pelanggan, khususnya bagi segmen produk kendaraan double cabin di Indonesia yang semakin berkembang.

Hilux 4x4 D-Cab hadir dengan grade E yang didukung oleh mesin Diesel bertipe 1KD-FTV dengan kapasitas 3.000 cc, 4 silinder DOHC 16 valve, Common Rail Direct Injection, Variable Nozzle turbo intercooler yang mampu menghasilkan tenaga dan performa yang tinggi sebesar 163 ps/3.400 rpmserta Torsi 343 kgm / 1.400 - 3.400 rpm bertransmisi manual 5 percepatan dengan penggerak 4x4 (4WD), akan memberikan sensasi yang luar biasa saat berkendara di segala medan.

Peluncuran Hilux 4x4 D-Cab ini merupakan wujud komitmen Toyota untuk selalu menghadirkan yang terbaik dalam produk maupun layanan. ”Sebagai wujud terimakasih Toyota atas kepercayaan yang diberikan masyarakat Indonesia, Toyota terus menghadirkan innovasi-innovasi produk yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini. Kami berharap Hilux 4x4 D-Cab dapat menjadi pilihan terbaik di Indonesia di kelasnya,” tambah Johnny Darmawan.

Hadirnya Hilux 4x4 D-Cab di Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan yang terbaik bagi penggemar kendaraan double cabin yang kuat, bertenaga, nyaman dan berperforma tinggi, yang akan menjadikan Hilux 4x4 D-Cab sebagai The Incredible Hilux.

(Sumber: Toyota Astra Motor)